Rabu, 21 Maret 2012

Solusi, bukan Aksi

Aksi anarkis sepertinya sudah menjadi budaya baru dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Aksi massa yang menginginkan adanya perubahan atau menuntut hak-hak mereka yang hilang menjadi pemandangan yang tidak aneh di media sosial.
Aksi massa, unjuk rasa, atau demonstrasi sebenarnya adalah suatu yang wajar dalam kehidupan bernegara, kegiatan menyalurkan aspirasi rakyat kepada pemerintahnya tersebut memang telah diatur dalam Undang-Undang Negara Indonesia. Tetapi yang menjadi masalah adalah saat ini kegiatan-kegiatan tersebut tidak jarang diakhiri dengan aksi anarkis oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dan justru merusak nilai demokrasi.
Sebagai negara demokrasi, seharusnya masyarakat dan pemerintah di Indonesia dapat bekerjasama membangun dan memajukan negara ini. Tapi yang terjadi justru masyarakat dan pemerintah seperti bumi dan langit yang hampir sulit bersatu. Semakin menghilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahnya menambah kesenjangan jarak diantara dua elemen penting dalam sebuah negara demokrasi tersebut. Padahal jika masyarakat dan pemerintah dapat bersatu, bukan tidak mungkin negara Indonesia menjadi negara yang hebat dan maju di masa yang akan datang.
Pola pikir masyarakat yang belum dewasa dan perilaku pemerintah yang belum bisa memahami keinginan rakyat menjadi salah satu faktor sulit disatukannya kedua bagian yang terpisah ini. Sebagai masyarakat yang dewasa seharusnya kita dapat lebih bijak dalam menyikapi dan menyelesaikan masalah yang ada dalam masyarakat.
Salah satu yang dibutuhkan negara saat ini adalah solusi untuk mengurai masalah yang dihadapi negara. Dan solusi terbaik dari semua masalah ini adalah harus lebih peduli dan lebih pekanya pemerintah pada kehendak rakyatnya daripada mementingkan kepentingan kelompoknya masing-masing, dan sebagai masyarakat seharusnya dapat lebih berperan membantu mencarikan solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi negara. Bayangkan bila kita dapat bersatu saling melengkapi kekurangan satu sama lain, mungkin kesulitan dan keruwetan dalam negara dapat berkurang dan terselesaikan sedikit demi sedikit. Karena sebanyak apapun aksi yang dilakukan akan berakhir tanpa hasil bila dilakukan tanpa disertai dengan menyumbangkan beberapa solusi.

"Sebuah bangsa akan besar bila bersatu, tapi sebaliknya sebuah bangsa akan hancur bila masyarakatnya bercerai berai".

www.gunadarma.ac.id

Selasa, 13 Maret 2012

IBD Sebagai Salah Satu MKDU

Pengertian ilmu budaya dasar.
IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Ibd berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang astinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya.
Tujuan Ilmu Budaya Dasar
1.Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka
2.Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemansiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3.Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bagnsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat
4.menguasahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancer dalam berkomunikasi.
Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
1.Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya
2.Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat.
Menilik kedua pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD, nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak hanya sebagai obyek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesame, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan dengan sang pencipta menjadi tema sentral dalam IBD. Pokok-pokok bahasan yang dikembangkan adalah :
1.Manusia dan cinta kasih
2.Manusia dan Keindahan
3.Manusia dan Penderitaan
4.Manusia dan Keadilan
5.Manusia dan Pandangan hidup
6.Manusia dan tanggungjawab serta pengabdian
7.Manusia dan kegelisahan
8.Manusia dan harapan
Referensi:

Senin, 12 Maret 2012

Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan

A. PENDEKATAN KESUSASTRAAN

IBD adalah salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai – nilai budaya. Yang semulanya IBD berasal dari bahasa inggris The Humanities, yaitu istilah latin humanus, yang berati manusiawi, berbudaya, dan halus. Agar orang tersebut dapat mempelajarinya lebih dari itu.
Sastra juga didukung oleh cerita. Dengan cerita orang akan lebih mudah tertarik, dan dengan cerita orang lebih mudah mengemukakan gagasan – gagasannya dalam bentuk yang tidak normative. Akan tetapi dalam bentuk musik misalnya, kata – kata penciptanya yang tertelan oleh melodinya.
B. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGANKAN DENGAN PROSA
Istilah prosa banyak pandanannya. Dalam bahasa Indonesia istilah prosa tadi sering kita terjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan menjadi bentuk serita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi, yaitu roman, atau novel, atau cerpen.
Contohnya prosa lama dan prosa baru yang kesusastraannya dari dalam Indonesia.
· Prosa lama meliputi:
1. Fabel.
2. Legenda.
3. Cerita rakyat (fokslore).
4. Tambo.
5. Cerita pelipur lara.

· Prosa baru meliputi:
1. Roman.
2. Riwayat.
3. Antologi.
4. Resensi.
5. Kritik.

C. NILAI – NILAI DALAM PROSA FIKSI

Adapun nilai – nilai yang diperolah pembaca lewat sastra antara lain:
1. menyampaikan kesenangan.
2. menyampaikan pemberitahuan.
3. menyampaikan peninggalan kultural.
4. menyampaikan keseimbangan pengetahuan.

Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Karya sastra yang mengatakan aspirasi zamannya untuk mengajak si pembaca mengikuti apa yang akan dikehendaki zamannya.
2. Karya sastra yang bernapaskan gejolak zamannya.

D. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI

Puisi termasuk seni sastra, yang kepuitisan, keartistikan, atau keestetikaan bahasa puisi disebabkan oleh keatifitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan, yaitu:
1. Figura bahasa seperti penjelmaan, kiasan, perbandingan, dan alegori, yang menjadikan puisi tersebut menjadi menarik.
2. kata – kata yang bermakna ambiquitas.
3. kata – kata yang bejiwa yaitu kata – kata yang pengalamannya dari jiwa penyair sehinnga terasa hidup.
4. kata – kata yang bersifat konotatif.

Adapun alasan – alasan yang mendasari penyair puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar, yaitu:

1. Hubungan manusia dengan pengalaman hidup manusia;
Puisi memiliki kekuatan tersendiri untuk memperluas pengalaman hidup aktual dengan jalan mengatur dan mensintesekannya. Puisi juga mampu menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalam yang dituangkan penyair kedalam puisinya.

2. Puisi dengan keinsyafan;
Puisi yang mengajak mahasiswa untuk menjenguk hati/pikiran manusia, karena puisi bisanya mampu menyentuh sisi-sisi yang mengenai perihal :
- Topeng yang dipakai manusia dalam dunia nyata
- Berbagai peran yang diperankan orang dalam dalam menampilkan dirinya di dunia atau lingkungan masyarakat.

3. Puisi dan keinsyafan sosial.
Puisi juga memberikan pengetahuan kepada manusia/makhluk sosial yang terlibat issue dan permasalahan sosial. Secara imajinatif puisi lewat penafsiran tentang situasi dasar kondisi manusia sosial.

4. Puisi Dan Nilai-Nilai
Dalam bahasa puisi banyak sajian nilai-nilai ( value ) yang bermanfaat bagi lingkungan hidupnya. Kita akan mendapatkan laki-laki atau perempuan yang telah siap terhadap terhadap moral dan etika yang telah menjadi pilihannya.

Minggu, 11 Maret 2012

Reog Ponorogo Kesenian Tradisi Indonesia

Sebagai warga Indonesia, kita pasti mengenal seluruh kebudayaan asli milik bangsa tercinta. Dari Sabang sampai Merauke memiliki beragam adat dan budaya yang sangat menarik dan patut untuk dilestarikan. Kebudayaan Indonesia termasuk budaya yang paling diminati dan digemari oleh wisatawan asing di dunia. Dan salah satu budaya warisan leluhur adalah Reog Ponorogo.
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat. Konon, keberadaan Reog di Indonesia sudah ada sejak jaman kerajaan Majapahit, di jaman itu reog sering dipakai dalam upacara atau pesta kerajaan bersama dengan tarian kuda lumping. Wujud Reog yang seram dengan wajah Harimau yang memiliki latar bulu merak yang lebar dan besar membuat Reog diidentikan dengan pengusir makhluk halus pada awal keberadaannya. Namun di jaman yang mulai modern dan maju, Reog pun berkembang menjadi kesenian untuk hiburan dan tidak lagi ditafsirkan sebagai hal yang berbau mistis, meskipun masih ada beberapa masyarakat yang masih percaya bahwa Reog identik dengan makhluk gaib.
Kesenian Reog Ponorogo pernah menjadi kontroversi saat negeri jiran Malaysia mengklaim bahwa Reog adalah budaya bangsa mereka. Sejak saat itu kesenian Reog pun semakin populer di dalam dan luar negeri, dan mulai di patenkan sebagai warisan budaya dunia milik Indonesia bersama alat musik angklung yang juga pernah diklaim Malaysia.
Apapun cerita dibalik keberadaan Reog Ponorogo, ini adalah kebudayaan yang perlu kita lestarikan agar tidak hilang atau bahkan "dicuri" oleh bangsa lain akibat kurang perhatiannya kita sebagai bangsa Indonesia memperhatikan kebudayaan lokal yang sangat bersejarah dan tidak ternilai harganya.

http://gunadarma.ac.id/ 

Jumat, 09 Maret 2012

Sesulit itu kah??

Asia tenggara, region yang "cukup asing" bagi sebagian warga dunia khususnya eropa dan amerika. Kebanyakan mereka belum atau kurang mengetahui adanya wilayah yang terdiri dari 11 anggota ini. Termasuk dengan sepakbolanya, di Asia saja anggota Asean ini lebih sering hanya menjadi pelengkap dan dianggap sebagai tim non unggulan. Region yg memiliki satu turnamen sepakbola terbesar bernama AFF Cup ini cukup kompetitif dalam setiap penyelenggaraannya.
Tercatat Thailand dan Singapura menjadi tim yang paling banyak mengkoleksi trophy turnamen yang dulu bernama Tiger Cup ini dengan 3 kali menjadi juara, disusul Vietnam dan Malaysia masing-masing dengan 1 gelar juara.
Dimana Indonesia?? Mungkin itulah pertanyaan sebagian besar pecinta bola tanah air. Ya, sejak tahun 1996 saat turnamen ini bergulir untuk pertama kalinya, Indonesia belum pernah sekalipun mencicipi gelar prestisius di Asean ini. Hanya 4 kali "nyaris" atau hanya sebagai runner up yang selalu rela menonton pesta juara sang lawan.
Padahal apa hambatan terbesar yang sebenarnya kita hadapi, lawan Indonesia yang sebenarnya hanya sebatas Thailand, Vietnam, dan Singapura. Tapi di tahun 2010 lalu hambatan kita bertambah lagi dengan keluarnya Malaysia sebagai juara. Apa yang membuat kita selalu gagal berbicara banyak walau "hanya" sebatas Asia Tenggara.
Bila berdasarkan analisa memang terlihat aneh dan membuat kita bertanya tanya, karena setiap tahunnya ada saja catatan yang gemilang seperti pertandingan dengan kemenangan telak, lahirnya pemain hebat dan top skorer di beberapa tahun penyelenggaraan, dan beberapa kali menjadi tuan rumah juga belum bisa menolong kita menjadi yang terbaik dan membuat tanda tanya besar, pantaskah kita berada di posisi seperti ini, bagaimana bisa kita maju ke jenjang yang lebih jauh seperti Asia atau bahkan Dunia bila Asia Tenggara saja belum bisa kita taklukkan. Sesulit itu kah?? Hanya waktu dan kemauan untuk maju yang dapat merubahnya.

Hancur Moral Hancur Prestasi

Indonesia adalah negara berpenduduk 200 juta lebih jiwa yang dalam logika pasti akan sangat mudah mencari 23 putra terbaik bangsa. Tapi dalam kenyataannya, untuk juara di region Asia Tenggara pun kita masih kesullitan bersaing dengan negara-negara tetangga. Apa masalahnya??
Bila kita anggap masalah fisik orang Indonesia yang tergolong kecil dan mungil adalah kendalanya, bagaimana dengan Barcelona yang juga memiliki pemain rata rata hanya 170 cm lebih tetapi mereka bisa menjadi klub terbaik dan tersukses di dunia dalam beberapa tahun ini.
Kendala lain mungkin adalah kurangnya pemain berkualitas, tapi apa kurangnya Bambang Pamungkas, membela timnas sejak muda Bepe selalu jadi pilihan utama pelatih-pelatih timnas di lini depan, belum lagi prestasinya bersama Selangor Malaysia yang dalam setahun bisa memborong semua trophy kejuaraan di Malaysia lengkap dengan koleksi penghargaan individunya. Dan yang terbaru ada Andik Vermansyah dan Okto Maniani, mereka adalah bakat alami tanah Indonesia tercinta yang sangat sulit ditemukan di negara Asean lain. Belum lagi duet kokoh Abdurrahman dan Gunawan Dwi Cahyo yang selalu bermain solid untuk menjaga gawang yang biasa dijaga Kurnia Mega, Markus Horison atau Ferry Rotinsulu. Mungkin terlalu banyak pemain hebat untuk di daftarkan dalam sebuah tim.
Alasan lain adalah kondisi negara yang kurang stabil, mungkin iya, tapi di luar sana ada Pantai Gading yang negaranya dalam keadaan bergejolak tapi bisa merasakan atmosfer Piala Dunia 2010. Masih dari Afrika, apa spesialnya Zambia, mungkin sekedar mengetahui adanya negara bernama Zambia pun mungkin cukup banyak yang belum tahu ditambah kondisi kelaparan dan kemiskinan yang melanda, tapi mereka bisa juara di Piala Afrika 2012.
Penyebab paling mungkin susahnya negara ini untuk berprestasi di tingkat dunia adalah karena sudah rusaknya mental dan moral bangsa. Ingat, negara yang besar adalah negara yang menghargai jasa para pahlawannya. Bagaimana bisa sebuah bangsa yang belum bisa menghilangkan budaya korupsi, tipu menipu, dan jual beli hukum dapat dikatakan sebagai bangsa yang menghargai pahlawannya. Para pahlawan berjuang mati-matian demi memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan negaranya. Tapi apa yang kita lakukan sekarang, hidup saling menjatuhkan, saling menindas, bahkan saling hantam demi jabatan. Apa bedanya dengan jaman penjajahan?
Percaya atau tidak, prestasi timnas Indonesia berbanding lurus dengan moral bangsa Indonesia itu sendiri. Ada baiknya jika kita ingin melihat prestasi Tim Merah Putih kembali bersinar di puncak tertinggi, benahilah dulu moral dan mental bangsa kita. Karena akan sangat disayangkan apabila sampai akhir hayat kita hanya bisa bermimpi dan terus menjadi seorang pemimpi, padahal kita punya semua elemen yang dibutuhkan untuk menjadi seorang Juara.
Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh !!
#SaveTimnasIndonesia

Rabu, 07 Maret 2012

Mengapa Saya Hidup di "Masa Kelam" Sepakbola Indonesia ?

Sepakbola, mungkin 90% masyarakat Indonesia pasti mengenal olahraga yang satu itu. Dari permainan jalan raya, lapangan kampung yang berlumpur, sampai ke sekolah sepakbola ternama di penjuru Nusantara selalu jadi primadona diantara permainan rakyat lainnya. Bahkan tidak sedikit bocah yang gemar sepakbola menjadikan olahraga ini sebagai hobi dan cita-citanya kelak.
Desember 2010 mungkin adalah salah satu masa-masa terindah sepakbola Indonesia di era modern, Piala AFF dimana negara tercinta menjadi tuan rumahnya. Diawali kedatangan bantuan "legiun asing" berpaspor Indonesia sekelas Christian Gonzales dan Irfan Bachdim memperbesar kesempatan menjadi juara di ajang terbesar hajat sepakbola Asia Tenggara. Namun kenyataan berbanding tak sejalan, pertandingan final yang diadakan di Malaysia tercium berbau KKN, Timnas kalah 3-0 di negeri jiran meskipun dapat kita balas 2-1 di Jakarta tapi juara tetap untuk Harimau Malaya.
Indikasi KKN yang dihembuskan berbagai pihak dalam final tersebut memicu gerakan penggulingan paksa pada rezim Nurdin Halid pasca turnamen. Setelah berbagai gerakan boikot dan aksi massa peduli sepakbola Indonesia digelar Nurdin cs pun berhasil dikudeta.
Peristiwa yang awalnya dianggap sebagai awal dari reformasi PSSI ini disambut antusias dan optimisme pecinta bola Indonesia. Sekelompok penggagas "Liga Primer Indonesia" yang menjadi aktor pengkudeta Nurdin pun berhasil menempati kursi panas PSSI dengan Djohar Arifin sebagai ikonnya.
Namun, Langkah besar cenderung ngawur dijalankan, dengan kontroversial arsitek Timnas di AFF cup Alfred Riedl dipecat secara sepihak oleh pengurus baru, tidak sampai disitu Liga Lama diganti Liga Baru dengan meng-ilegalkan Liga Lama, masih kurang meng-ilegalkan Liga mereka juga meng-ilegalkan pemain dan anggota Liga yg di-ilegalkan.
Kebijakan ini berdampak pada Timnas yang Baru juga, pemain timnas lama yang bermain di "Liga Ilegal" dilarang bermain untuk negaranya. Pemain baru minim pengalaman pun berkesempatan mengisi post yang ditinggalkan senior-senior mereka. Debut mereka diajang internasional dimulai di kota Manama,Bahrain. Memikul sisa beban Timnas Senior diajang pra-Piala Dunia 2014 "Timnas Muda" berangkat ke Bahrain bermodal satu laga ujicoba dengan tim lokal. Dan hasilnya 10 gol tanpa balas menghujam jala Tim Garuda, yang merupakan kekalahan terbesar Timnas di ajang internasional. Atas kekalahan itu wacana pembubaran pengurus baru pun kembali menyeruak.
Entah apa dosa bangsa ini bila "obat" pelipur lara rakyat semacam sepakbola saja bernasib suram seperti kondisi politik dan ekonomi bangsa yang masih belum kunjung maju. Masih adakah yang bisa mengubah nasib bangsa di mata dunia selain dari sepakbola kita yang "nyaris" maju ini. Dan mungkin sempat terlintas dipikiran, "Mengapa Saya Hidup Untuk Menyaksikan Masa Kelam Sepakbola Indonesia?".
Tapi demi Garuda, sampai saat ini Saya bangga memiliki TimNas berlambang Garuda di Jersey.
Inilah bentuk rasa cinta Kami, harapan Kami, harapan pecinta sepakbola Indonesia, pecinta Tim Nasional Indonesia. Jangan Renggut Kesucian Sang Garuda !!
Bravo TimNas !!